MIF_E31220277/denta-api/latar-belakang.mdx

7 lines
4.3 KiB
Plaintext

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan secara menyeluruh, karena kondisi rongga mulut mencerminkan serta memengaruhi status kesehatan tubuh secara umum. Gigi dan mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk makan dengan nyaman, berbicara dengan jelas, serta berinteraksi secara sosial tanpa rasa malu atau gangguan. Sebaliknya, apabila kesehatan gigi dan mulut terganggu, maka berbagai aktivitas dasar sehari-hari bisa menjadi sulit dan menimbulkan ketidaknyamanan.Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO, 2022), kondisi kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang, karena dapat menimbulkan rasa nyeri, infeksi, hingga memicu gangguan kesehatan lainnya.
Masalah gigi dan mulut di Indonesia masih sangat umum terjadi. Data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 mencatat bahwa sekitar 57,6% penduduk Indonesia mengalami gangguan gigi dan mulut. Sayangnya, hanya 10,2% dari mereka yang mendapatkan perawatan dari tenaga medis profesional. Sementara itu berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, tercatat bahwa sebanyak 56,9% penduduk berusia ≥3 tahun mengalami gangguan pada gigi dan mulut dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Selain itu, hasil pemeriksaan gigi dalam survei yang sama mengungkapkan bahwa prevalensi karies gigi masih tergolong tinggi, yaitu mencapai 82,8%. Artinya, hanya 15,2% masyarakat Indonesia yang tercatat tidak memiliki masalah karies gigi, sehingga menunjukkan urgensi penanganan serius terhadap isu kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan dan pemerataan akses terhadap kesehatan gigi, Peran dokter gigi dalam mengatasi persoalan ini sangat penting. Namun, untuk meraih gelar sebagai dokter gigi, seorang mahasiswa tidak hanya harus menyelesaikan pendidikan akademik selama empat tahun, tetapi juga wajib mengikuti masa pendidikan profesi anjutan, yaitu ko-asistensi (koas). Masa koas adalah tahapan penting dalam proses pendidikan dokter gigi, di mana mahasiswa menerapkan pengetahuan teoritis yang telah mereka pelajari secara langsung kepada pasien dari kalangan masyarakat. Proses ini berlangsung selama dua tahun dan mencakup pemenuhan berbagai persyaratan (requirements) yang harus diselesaikan dengan baik. Mahasiswa profesi Kedokteran Gigi Universitas Jember merupakan salah satu kelompok yang saat ini tengah menjalani masa koas sebagai bagian dari pendidikan profesi dokter gigi
Perjalanan selama masa koas tidaklah mudah. Salah satu hambatan paling signifikan adalah kesulitan dalam menemukan pasien yang sesuai dengan persyaratan (requirements), yang seringkali menyebabkan mahasiswa kedokteran gigi terlambat menyelesaikan masa koas mereka. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Liana & Andriani, 2021), menyatakan bahwa "kesulitan dalam mencari pasien untuk memenuhi persyaratan adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian masa koas mereka." Selain itu, masalah lain yang dihadapi masyarakat adalah banyak orang yang membutuhkan perawatan gigi tetapi tidak memiliki biaya yang cukup untuk mengunjungi dokter gigi.
Untuk menjembatani kebutuhan mahasiswa dan masyarakat, diperlukan suatu sistem yang mampu memfasilitasi mahasiswa koas dalam mencari pasien serta membantu masyarakat memperoleh layanan perawatan gigi yang terjangkau. Oleh karena itu, perancangan aplikasi layanan pasien berbasis Android yang ditujukan bagi mahasiswa koas kedokteran gigi, khususnya di Universitas Jember, menjadi sangat penting. Sistem ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memenuhi persyaratan selama masa koas mereka secara lebih efisien dan efektif, sekaligus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan gigi namun memiliki keterbatasan biaya.
Dengan adanya aplikasi ini, mahasiswa koas dapat lebih mudah menemukan pasien yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan untuk menyelesaikan requirements mereka. Sistem ini juga dapat menjadi jembatan antara mahasiswa koas dengan masyarakat yang membutuhkan perawatan gigi, sehingga kedua belah pihak dapat saling mendapatkan manfaat. Implementasi sistem ini diharapkan dapat memperlancar proses koas bagi mahasiswa dan menjadi solusi nyata atas tantangan yang selama ini dihadapi baik oleh mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Jember maupun masyarakat umum.